Kamis, 01 Agustus 2013

Madan no Ou to Vanadis Vol 1 Chapter 1 (part1) (Bahasa Indonesia)

 Chapter 1 (part 1)

    "Tigre-sama"
Suara seorang gadis yang biasa dia dengar ,terdengar di telinganya ,dan dia merasakan tubuhnya di guncang guncang. Karena cahaya terang bersinar melalui jendela,dia mengerti bahwa hari sudah pagi.
Namun,dia masih mengantuk.
"Sedikit lagi.......sedikit lebih lama."
Berapa lama"sedikit lebih lama"jika saya tanya?".
"Tidak ada rencana untuk pergi berburu hari ini ,jadi sampai siang......"
"Hentikan itu dan bangun sekarang!."
Gadis itu meraung keras
Dia dilepaskan dari selimutnya,di pegang bahunya dan di bangunkan dengan kasar.
Ketika dia membuka matanya ,dia melihat wajah merah gadis itu, mendidih marah di dekatnya.
Gadis itu memiliki wajah seperti anak kecil ,yang tidak terlihat menakutkan bahkan ketika dia marah.
Rambut berwarna coklatnya di ikat dua.Tubuh mungilnya mengenakan seragam dengan lengan panjang hitam.rok hitam yang mencapai kakinya dan juga apron putih yang memberikan rasa kebersihan.Seprti itulah maid (pelayan) itu terlihat.
"Ah....pagi,Teita."
Dengan suara yang lambat dan mengantuk,Tigre menyebutkan nama maid yang setahun lebih muda daripadanya.Melihatnya terbangun,Teita melepaskan tangannya.

"Para prajurit sudah lama menyelesaikan persiapan mereka dan mereka semua menunggu Tigre-sama."
Tigre bingung ,dan berpikir tentang apa yang dia katakan .
".......Oh siaal!"
Bergulir dari tempat tidurnya , dia bangun ,dan Teita mengulurkan satu set pakaian yang di lipat kepadanya.
"Terima kasih ,kau siap selalu"
"Itu karena aku mengira hal seperti ini akan terjadi,aku akan pergi dan menyiapkan sarapan,jadi silahkan cuci muka dan ganti pakaian anda."
Dengan kemarahan hilang dari wajahnya ,Teita membuat senyum ceria ,membungkuk ,Menarik ujung rok nya sedikit ke atas dengan hormat,dan meninggalkan ruangan dengan anggun.

Tigre membasuh wajahnya ,rasa dingin dan menyegarkan menghilangkan rasa kantuk yang tersisa darinya.
Selama mengenakan pakaian ,ia berlari keluar ruangan,mengancingkan bajunya sambil berlari menyusuri koridor.
"Walaupun aku tidak punya waktu tersisa......aku tidak bisa bermalas malasan."
Awalnya ia ingin langsung ke ruang makan,tapi dia malah menuju ke kamar kecil di ujung koridor.
Ini adalah ruangan yang cukup kecil untuk tiga orang dewasa duduk bersama di dalamnya sekaligus.Di seberang pintu masuk terdapat rak kecil yang di hias,dan di atasnya terdapat sebuah busur.
Tali busur itu kuat dan kencang,dan seperti nya siap di gunakan setiap saat.Kalau orang menggambarkan busur itu dengan kata ,itu adalah "hitam".
Pegangan ,tali busur, seluruh busur murni hitam,tanpa kilau atau cerah.Itu tidak akan dapat tidak di percayai jika orang d beri tahu bahan busur ini dipotong dan di buat dari kegelapan.
--Hanya dengan melihat nya memberikan rasa menekan....
Busur dengan atmospir misterius ini, merupakan pusaka keluarga dari keluarga Vorn, di katakan telah di gunakan oleh nenek moyang pemburu mereka.
'Hanya ketika kau benar-benar membutuhkan busur ini, baru kau menggunakannya; tidak dalam keadaan lain.'
Setelah mendengarkan kehendak ayahnya ,Tigre merasakan perasaan yang tidak tergambarkan dari hal itu dan memutuskan untuk tidak menyentuhnya.
Tigre berdiri tegap,mengatur nafasnya,menempatkan tangannya yang mengepal di dadanya,bergerak horizontal .Kemudian dia membungkuk kepada leluhurnya.Menyelesaikan tindakannya, dia perlahan meninggalkan ruangan dan menuju ruang makan.
Tigrevrumud Vorn berusia enam belas, tahun ini.Lahir di rumah Earl dalam kerajaan Bruine.Dia mensukseskan keluarganya ketika ayahnya wafat karena penyakit.
Nama yang cukup sulit telah di wariskan oleh leluhur nya yang telah meraih posisi nya sebagai Earl.Dia sendiri menemukannya itu panjang dan menyulitkan untuk di sebut, karena itu dia meminta orang-orang terdekatnya untuk memanggilnya "Tigre".
Tigre melangkah ke ruang makan,di mana ia mencium roma yang lezat.Di meja makan sederhana, ada ham yang terbungkus dalam telur dadar, roti gandum, susu, sop jamur dan lain-lain.
Teita berdiri di samping meja makan.
"sop akan cukup."
"Itu tidak akan cukup."
Ketika datang ke makanan, Teita sangat keras kepala.
"kau ingin perutmu berbunyi di depan semua orang?itu hal yang tidak bagus untuk di pandang!"
Kedua tangannya di tempatkan pada pinggul, dia melotot langsung ke Tigre.Pandangan itu sangat intensif, sangat tidak seperti seorang maid.Itu jauh lebih menakutkan daripada ketika dia membangunkannya.
Tigre tahu betul bahwa ia tidak bisa memenangkan argumen ini,akhirnya dia menyerah.
Memakan roti dengan susu,dia kemudian mengambil piring dan memakan telur dadar,dan menyelesaikan sop nya dalam satu tegukan besar.
"terima kasih atas makanannya"
Dia berdiri ketika mengatakannya.Teita segera berjalan kearahnya, sisir dan serbet di tangannya.
"Masih sedikit tersisa di mulut anda,tolong mengelapnya dengan benar."
Berbicara seolah olah dia sedikit marah, Teita menyeka mulutnya dengan serbet bersih.
"Dan rambutmu juga berantakkan"
Dia mengulurkan tangan yang memegang sisir,dan menyisir rambut Tigre yang merah.
"Lihat ,bahkan kerahmu lecek"
Menaruh sisir dan serbet di atas meja,tangannya yang terulur mengatur kerahnya rapi.Tigre diam menerimanya.
"-- Tigre-sama"
"Ada apa?"
Tiba-tiba suara Teita menjadi lebih feminim,dan dia menyebut Tigre dengan halus.Tigre selalu memikirkan Teita,yang setahun lebih muda itu sebagai adiknya sendiri.
"Kenapa Tigre-sama harus pergi dan melakukan pertempuran?"
Ekspresi Tigre terlihat sedikit bermasalah, dan dia mengusap rambut merah gelapnya.Terkadang Teita akan menanyakan hal yang sulit untuk di jawab,dan dia bingung menemukan jawabannya.
"Ini adalah wajib militer.Untuk kerajaan Brune,ini hal yang natural untuk rumah Earl Vorn ambil bagian."
"T-tapi..."
Teita melihat Tigre dengan mata yang berlinang air.
"Ini tidak mudah untuk kita,bahkan mengerahkan 100 tentara...."
Apakah itu bangsawan atau Earls, banyak jenisnya.Dan walaupun rumah Vorn tidak dalam situasi di mana mereka akan di anggap"miskin",menggambarkan mereka sebagai"sederhana",atau sifat serupa lainnya tidak akan terlalu jauh dari sasaran,yang merupakan keluarga bangsawan dari Vorn.
Pedesaan ini, yang jauh dari daerah pusat wilayah yang di kenal sebagai Alsace.Selain kecil juga di tutupi terutama dengan hutan dan pegunungan ,maka tidak ada banyak hal yang mereka bisa raup keuntungan darinya.Bahkan gaya hidup Tigre, adalah jauh dari apa yang bisa di harapkan dari citra"bangsawan", kurang dalam kemewahan dan kemegahan.Dari awal rumah itu tidaklah besar, dan fakta bahwa Teita bisa mengelola tugas-tugas domestik seluruh rumah saja sudah cukup untuk menggambarkan hal ini.
"Selain itu, aku mendengar bahwa musuh adalah kerajaan Zhctec,Jika itu terjadi, bukankah seharusnya Tigre-sama tinggal di sini?Karena Zhctec dan Alsace hanya di pisahkan oleh gunung."
"Mungkin begitu, tapi tempat ini adalah pedesaan.Bahkan Zhctec tidak akan berfikir untuk menyerang ke sini."
Untuk Tigre fakta bahwa tempat ini tidak akan berubah menjadi medan perang, adalah hal yang baik.
"A-apa lagi....bukankah mereka selalu merendahkan kemampuan busur Tigre-sama?"
"Memang tidak mungkin untuk meninggalkan Chanson de geste (1) dengan busur ,eh."
"Tidak apa-apa bahkan jika tidak ada Chanson de geste!"
Bersikeras dengan suara nyaring,Teita kemudian membenamkan kepalanya ke dada Tigre.
"Aku hanya berharap..... bahwa kau tidak memaksakan diri terlalu keras, dan tidak ada cidera yang menimpamu, dan berharap , kembali dalam kesehatan yang baik."
Tubuh ramping maid yang ringan memeluk Tigre, mengkhawatirkannya.
"Jangan khawatir terlalu banyak.Dalam pertempuran pertama dua tahun yang lalu aku kembali tidak terluka kan?"
"Waktu itu,Ulus-sama..."
Suara Teita mulai melemah.Ulus adalah ayah Tigre,yang telah meninggal 2 tahun lalu.
Agar Teita merasa baikkan ,Tigre menepuk nepuk kepala Teita yang ringan.
"Dalam pertempuran ke depan, unitku akan berada di belakang pasukan utama, tempat yang aman di manapun."
Mengangkat tangannya dia menyekat air mata di sudut mata Teita. Dengan 'aku mengerti' Teita mengangguk.
"D-dengarkan yang baik,Tigre-sama.Ku harap kau tidak kesiangan di medan perang, seperti yang selalu kau lakukan.'
"Cara kau mengatakannya itu seperti aku selalu kesiangan."
"Itu kebenarannya.Sekali kali Tigre-sama bangun tepat waktu ketika ada perburuan yang harus di lakukan,ya kan?"
Merespon Tigre, Teita membantah.
Walaupun begitu,dia mengerti bahwa Teita menyemangatinya dengan sepenuh hati, dan sekali lagi Tigre memeluknya.Teita menyandarkan tubuhnya,membiarkan Tigre memeluknya.Kehangatan tubuhnya bisa di rasakan bahkan lewat pakaiannya,dan rambutnya yang berwarna coklat menebarkan aroma yang samar.Meskipun dia suka untuk seperti ini lebih lama, dia tidak mempunyai banyak waktu.Tigre melepaskan pelukkannya dengan lembut.
"Aku mengharapkanmu untuk menjaga rumah,Teita"
Teita menyeka air matanya dengan lengan bajunya, tersenyum dan berkata.
"Tinggalkan hal itu padaku,Tigre-sama juga, urus diri anda".


note:
(1) Chanson de Geste :"Lagu dari perbuatan heroik" adalah puisi epik di perancis dulu,mengenai kekuatan militer atau pertempuran legendaris..



Begitulah Chapter 1 part 1(segitu dulu abis cape :p),tunggu part 2 nya yaaa....
btw sorry buat translitannya yang buruk ....
hope you all enjoy it ....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar